Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu

1 min read

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. Pffhh…sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.


Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki mencari ilmu, mencari rejeki, kebahagian yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.


Hidup ini menyerupai belantara.Tempat kita mengejar banyak sekali keinginan. Dan memang insan diciptakan memiliki kehendak, memiliki keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan dapat terbukti, tidak setiap yang kita mau dapat tercapai.


Dan tidak gampang menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus senang atau harus-harus yang lain.


Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua dukungan Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi dari kegagalan ialah tidak tercapainya apa yang memang bukan
hak kita. Padahal hakekat kegagalan ialah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.


Apa yang memang menjadi bab dari kita di dunia, entah itu Rejeki, jabatan, kedudukan niscaya akan Allah sampaikan.Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita dapat miliki, meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.


Demikian juga bagi yang sedang resah terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar mendikte Allah wacana jodoh kita, bukanya meminta yang terbaik tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus beliau Ya Allah… harus dia, alasannya ialah saya sangat mencintainya. Seakan kita jadi yang memilih segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan alhasil kalaupun Allah memberikanya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan murka alasannya ialah niat kita yang terkotori.


Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah : Maka sehabis ini wahai jiwa…, jangan kamu hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu didunia ini harus benar-benar perlu bila ada relevansinya dengan impian kita akan senang di akhirat. Karena seorang “baik” tidak hidup untuk dunia tetapi mengakibatkan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di alam abadi kelak!


Maka sudahlah…. ., jangan kamu tangisi apa yang bukan milikmu!

Jangan Jadi Gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya saat wajahnya belakangan ini ...

Read...

admin
1 min read