6 Atlit Penyandang Cacat Yang Memukau Dunia Olahraga
Kekurangan tak menjadi hambatan untuk menaklukan dunia. Ketidak sempurnaan badan atau sakit bukanlah suatu kondisi yang hanya sanggup disesali atau diratapi. Lihat saja cerita orang-orang ini. Mereka semua sanggup dikatakan tidak beruntung. Namun, coba simak betapa tabah dan tegarnya mereka dalam menjalani hari demi hari. Dalam kondisi menyerupai itu juga. mereka masih memperlihatkan prestasi yang luar biasa.
Ya, mereka sungguh tuar biasa, Anthony Robles, Qian Hong Yan, Lance Benson yang dengan semangat pantang mengalah menyadarkan kita betapa kita terus mensyukuri apa yang di miliki. Menumbuhkan semangat tidak gampang mengalah dan bekerja keras mewujudkan mimpi-mimpi.
Ya, mereka sungguh tuar biasa, Anthony Robles, Qian Hong Yan, Lance Benson yang dengan semangat pantang mengalah menyadarkan kita betapa kita terus mensyukuri apa yang di miliki. Menumbuhkan semangat tidak gampang mengalah dan bekerja keras mewujudkan mimpi-mimpi.
Berikut ini kami informasikan 6 Atlit Penyandang Cacat Yang Memukau Dunia Olahraga:
1. Anthony Robles
Anthony Robles dari Arizona State University hanya mempunyai satu kaki, tapi itu tidak menghentikan ia dari menjadi juara nasional gulat kelas berat .
Lahir dengan satu kaki, Robles mengambil kelas 125-pound dengan 7-1 kali menang atas juara bertahan Matt McDonough of Iowa. kinerja Robles ‘tiga-hari membuatnya mendapat penghargaan gulat .
Ia mengambil kontrol dalam periode pertama, melompat keluar untuk memimpin 7-0 dengan pencopotan dua poin dan dua ternyata mengenai pundak McDonough untuk menambah lima poin lagi. Robles memakai daya gripping pada orang-orang bergantian. “Gaya Miring aku alasannya ialah aku punya pegangan yang kuat, dan itu alasannya ialah kruk saya,” katanya.
Qian Hongyan, yang dipaksa untuk memakai setengah bola basket sebagai badan palsu itu, menginspirasi jutaan orang dengan ambisinya untuk bersaing sebagai perenang dalam Pralimpiade 2012 di London.
Pada tahun 2000, Qian Hongyan, terluka tragis dalam sebuah kecelakaan kendaraan beroda empat ketika ia masih 3 tahun. Untuk menjamin kelangsungan hidupnya, para dokter terpaksa mengamputasi kakinya.keluarga Qian , tinggal di Zhuangxia, Cina, tidak bisa membayar prosthetics modern dan sebagai gantinya dipakai setengah bola basket untuk Qian berjalan. Setelah pada bola, ia memakai dua alat peraga kayu untuk membantu bergerak di sekeliling.
Dia berjuang untuk hidup dengan basket sebagai sebuah underprop, ‘berjalan’ antara sekolah dan rumahnya. Cerita gadis itu dilaporkan secara luas di negara tersebut, dan menarik perhatian Kementerian Keamanan Cina dan Pusat Rehabilitasi dan Riset China.
Qian kini mempunyai sepasang kaki palsu yang tepat, tapi masih menyampaikan ia suka memakai bola basket dari waktu ke waktu alasannya ialah lebih gampang baginya untuk masuk dan keluar dari kolam.